Diberdayakan oleh Blogger.

Archives

Kamis, 12 Maret 2015

Tag: ,

Teori Kepribadian Sehat - Aliran Humanistik & Pendapat Allport



A.    Aliran Humanistik tentang Kepribadian Sehat
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Abraham maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari psikologi Humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behaviouristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi Humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh psikologi Humanistik memandang behaviourisme mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihannya sendiri bukan oleh keuatan-keuatan ketidaksadaran.
DORONGAN KEPRIBADIAN YANG SEHAT :
Dalam pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecendrungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasi-diri. Akan tetapi ada lebih banyak hal yang terkndung dalam teorinya tentang dorongan manusia. Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan Universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Kita dapat berfikir tetang tingkat-tingkat kebutuhan-kebbutuhan dari Maslow seperti suatu tangga; kita harus meletakkan kaki ppada anak tangga pertama sebelum berusaha mencapai anak tangga keua, dan pada anak tangga kedua sebelum anak tangga ketiga dst. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang palin rendah dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi – aktualisasi-diri.
Jadi, persyarat untuk mencapai aktualisasi-diri ialah memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah: (1). Kebutuhan-kebutuhan fisiologis, (2). Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman, (3). Kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta, (4). Kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan-kebutuhan ini harus sekurang-kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi-diri. Ada pula empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu :
1.      Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
2.      Menekankan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan dari pemikiran tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
3.      Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
4.      Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy.
B.       Pendapat Allport tentang Kepribadian Sehat
Dalam musim panas tahun 1920, Gordon Allport (1897-1967) menemui Sigmund Freud. Pertemuan itu ternyata menjadi suatu peristiwa yang memaluka tapi penting bagi Allport yang berusia 23th, karena pertemuan itu akhirnya menyebabkan Allport menolak psikoanalisis Freud untuk kepentingan suatu pendekatan yang sangat berbeda terhadap kepribadian.
Allport menadapat gelah Ph.D.-nya dari Harvard pada tahun 1922 dan mneruskan kariernya yang terkenal sebagai pakar (“kepala”) dari studi kepribadian di Amerika. Karyaya menyebabkan studi kepribadian secara akademis dihargai di Amerika Serikat. Dia mempunyai banyak pegikut ahli-ahli psikologi dan mnerima banyak tanda jasa dan hasian. Ia juga adalah salah seorang dari ahli-ahli psikologi yang pertama di Amerika yang emeusatkan perhatian pada kepribadian yang sehat daripada kepribadian yang neurotis.
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matag dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh keuatan-kekuatan tidak sadar – kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-oang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh setan-setan yag ada jauh dalam mereka. Allport percaya bahwa keutan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasioal dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol keuata-kekuatan itu juga.
Kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanan-kanak. Orang-orang yang neurotis terikat atau terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi-intennsi kearah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yag akan datang da tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kkanak. Segi pandangan yag sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak.
Allport ingin meghilangkan kotradiksi-konntradiksi dan kekaburan-kekaburan yang terkandung ddalam pembicaaraan-pembicaraan tentang “diri” dengan membuang kata itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yag membedakan konsepnya tentang “diri” dari semua konseplain. Istilah yang dipilihnya adalah propium dan dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”. Proparium menunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang tau uni bagi seseorang. Itu berarti bahwa proparium (atau self) terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang penting dan berssifat pribadi bagi seseorang individu, segi-sei yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”.

  • KRITERIA KEPRIBADIAN YANG MATANG

Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan pehatian-perhatian di luar diri. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas. Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang itu. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan itu penting, karena pekerjaan itu menantang kemampuan-kemampuan anda, atau karena mengerjakan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya membuat anda merasa enak, maka anda merupakan seorang partisipan yang otentik dalam pekerjaan itu. Aktivitas itu lebih berarti bagi anda daripada pendapatan yang diperoleh; aktivitas itu memuaskan kebutuhan-kebutuhan lain juga.
Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita, hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan alam hubungan dengan orang-orang lain; kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. Orang mengungkapkan paritisapi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan kesejahteraannya; hal ini sama pentingnya dengan kesejahteraan individu sendiri. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman adalah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik. Orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila mereka memberi cinta, maka cinta itu diberikan dengan syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban yang bersifat timbal balik. Cinta dari orang–orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaanpenderitaan, ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia. Empati itu timbul melalui “perluasan imajinatif” dari perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya.
Kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang-orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia.
3. Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mempu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekuarangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan-kelemahan tersebut. Orang sehat mampu hidup dengan ini dan segi-segi lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit konflik dalam diri mereka atau dengan masyarakat. Mereka berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka.
Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosiemosi mereka, mereka bukan tawanan dari emosi-emosi mereka, dan mereka juga tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka. Orang yang neurotis, menyerah pada emosi apa saja yang dominan pada saat itu. Berkali-kali memperlihatkan kemarahan atau kebencian, betapapun perasaan-perasaan itu mungkin tidak tepat. Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran; mereka tidak menyerahkan diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan-tujuan substitusi.
Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan-perasaan tidak aman dan ketakutan-ketakutan, tetapi mereka merasa kurang terancam dan dapat menanggulangi perasaan-perasaan tersebut lebih baik daripada orang-orang yang neurotis.
4. Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri.
Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realita sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Kita juga harus menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya alam pekerjaan kita. Komitmen dalam orang-orang yang sehat begitu kuat sehingga mereka sanggup menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan (seperti kebanggaan) ketika mereka terbenam dalam pekerjaan.
Dedikasi terhadap pekerjaan ini ada hubungannya dengan gagasan tentang tanggung jawab dan dengan kelangsungan hidup yang positif. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan konstinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukan dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan/perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya.
Semakin dekat hubungan antara kedua gagasan ini, maka individu juga semakin matang. Hubungan lain yang penting adalah hubungan antara apa yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya itu. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri (selfobjectification) yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Orang itu akan menadi hakim yang seksama terhadap orang-orang lain, dan biasanya dia diterima dengan lebih baik oleh orang-orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
Selain itu, terdapat korelasi yang tinggi antara tingkat wawasan diri dan perasaan humor, yakni tipe humor yang menyangkut persepsi tentang hal-hal yang aneh dan hal-hal yang mustahil serta kemampuan untuk menertawakan diri sendiri. (Allport membedakan humor ini dari humor komik kasar yang menyangkut seks dan agresi).
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka.
Allport menyebut dorongan yng mempersatukan ini “arah” (directness). Arah ini membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan atau rangkaian tujuan) serta memberikan orang itu suatu alasan untuk hidup. Tanpa tujuan kita mungkin akan mengalami masalah-masalah kepribadian. Mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Mungkin kerangka untuk tujuan-tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Seorang individu dapat memilih di antara berbagai nilai-nilai dan nilai-nilai itu mungkin berhubungan dengan diri sendiri atau mungkin nilai-nilai itu luas dan dimiliki oleh banyak orang lain. Orang yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara. Nilai-nilai orang yang neurotis tidak tetap atau tidak cukup kuat untuk mengikat atau mempersatukan semua segi kehidupan. Suara hati juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang sama seperti suara hati kanak-kanak, yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa.
Suara hati yang tidak matang bercirikan perasaan “harus” dan bukan “sebaiknya”. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang-orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama dan nilai-nilai etis.





Sumber :
Basuki, Heru A.M (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Schultz, Duane (1991). PSIKOLOGI PERTUMBUHAN, Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.
 

About Unknown

Immersed in the wonders of the Words.

1 komentar:

  1. Babyliss Pro Titanium
    หารายได้เสริม hakensports-tradition-pl › hakensports-tradition-pl 3 years ago — titanium 3d printing 3 years titanium solvent trap ago The Babyliss Pro Titanium features titanium scissors a platinum-plated metal core and an enhanced stainless titanium mesh steel core to provide superior grip,

    BalasHapus

 

About

"
Universitas Gunadarma  photo studentsiteicon_zps865e2f28.jpg  photo fak-psi_zps01cc3ba4.jpg
"