DEFINISI
STRES
Stres dikenali sebagai interaksi antara kemampuan coping
seseorang dengan tuntutan lingkungannya. Stres merupakan proses
psikobiologikal (adanya: stimulus yang membahayakan fisik dan psikis bersifat
mengancam, lalu memunculkan reaksi-reaksi kecemasan). Menurut Atwater (1983),
stres merupakan suatu tuntutan penyesuaian, yang menghendaki individu untuk meresponnya
secara adaptif. Stres adalah suatu proses dalam rangka menilai suatu peristiwa
sebagai suatu yang mengancam, menantang, ataupun membahayakan; serta individu
merespon peristiwa itu baik pada level fisiologis, emosional, kognitif dan tingkah
laku (Feldman, 1989). Sedangkan Hans Selye (dalam, Hahn & Payne, 2003)
menjelaskan stres adalah respon yang tak spesifik dari tubuh terhadap berbagai
tuntutan yang ada, dimana respon tersebut dapat berupa respon fisik atau
emosional.
General Adaptation Syndrom
GAS pada dasarnya
merupakan reaksi fisiologis akibat rangsangan fisik dan fsikososial.Bila
individu terancam oleh stress,isyaratnya akan dikirim keotak dan otak mengirim
informasi ini ke hipotalamus sehingga system saraf otonom dan endokrin
terstimulasi.Akibatnya terjadi suatu perubahan fisiologis berupa gejala dari
system saraf otonom dan system endokrin. Terdiri atas 3 : Fase alarm (Waspada),
fase resistance (Melawan), fase exhaustion (Kelelahan).
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI STRES. Merupakan gabungan dari faktor
internal (individu) dan eksternal (sosial), yaitu:
1. Sosial
a. Jumlah
peristiwa yang menjadi stressor, kemunculannya secara bersamaan.
b. Situasi
tertentu, misal: dengan siapa kita hidup, seberapa lama kita mengalami stres
tersebut.
2. Individual
a. Karakteristik
kepribadian individu, misal: pemarah, ambisius, agresif.
b. Kemampuan
dalam menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan stres, antara lain:
inteligensi, fleksibilitas berpikir, banyak akal.
c. Harga diri
(self-esteem).
d. Bagaimana
individu menerima atau mempersepsikan peristiwa yang potensial memunculkan
stres.
e. Toleransi
terhadap stres, tergantung pada: kondisi kesehatan, tingkat kecemasan.
Tipe-tipe Stres Psikologis
1)
Tekanan : Hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa
persekitaran dengan individu. Paras tekanan yang dihasilkan akan bergantung
kepada sumber tekanan dan cara individu tersebut bertindak balas. Tekanan
mental adalah sebagian daripada kehidupan harian. Ia merujuk kepada kaedah yang
menyebabkan ketenangan individu terasa di ancam oleh peristiwa persekitaran dan
menyebabkan individu tersebut bertindak balas. Anda boleh mengalami tekanan
ketika di tempat kerja, menyesuaikan diri dengan persekitaran baru, atau
melalui hubungan sosial. Tekanan mental yang sederhana boleh menjadi pendorong
kepada satu-satu tindakan dan pencapaian tetapi kalau tekanan mental anda itu
terlalu tinggi, ia boleh menimbulkan masalah sosial dan seterusnya menggangu
kesehatan anda.
2) Frustasi
: Suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
3) Konflik
: Berasal dari kata kerja latin configere yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
4)
Kecemasan : Banyak pengertian/definisi yang dirumuskan
oleh para ahli dalam merumuskan pengertian tentang kecemasan. Beberapa ahli
yang mencoba untuk mengemukakan definisi kecemasan, antara lain :
- Maramis
(1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman,
kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak
menyenangkan.
- Lazarus
(1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan
dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti
kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek
subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena
itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang
kematian, rasa cemas sering kali ada.
Symptom-Reducing Responses terhadap Stress
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Berikut mekanisme pertahana diri (defense
mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat
menghadapi stress:
1)
Indentifikasi
Identifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
2)
Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.
3)
Overcompensation/
reaction formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
4)
Sublimasi
Sublimasi
adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam
menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan
derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi
petinju atau tukang potong hewan.
5)
Proyeksi
Proyeksi
adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada
objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya.
6)
Introyeksi
Introyeksi
adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya
seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut
ke dalam pribadinya.
7)
Reaksi konversi
Secara
singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya
menjadi pucat dan berkeringat.
8)
Represi
Represi
adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan
ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya
seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh
bosnya tadi siang.
9)
Supresi
Supresi
yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu
tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan
berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
10) Denial
Denial
adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi
pantangannya.
11) Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi,
ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang
digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
12) Fantasi
Fantasi
adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
13) Negativisme
Adalah
perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain
dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah
gurunya dengan bolos sekolah.
14) Sikap mengkritik orang lain
Bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku
ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan
yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat
berlangsung.
SARANA
COPING UNTUK STRES MINOR.
Merupakan respon
terhadap stres ringan, yang sangat dipengaruhi oleh proses belajar individu. Berlaku
otomatis, tetapi lebih disadari oleh individu (ada pada level kesadaran).
Sarana yang dilakukan dipengaruhi juga oleh: situasi, kekuatan dan kesegeraan
gangguan, serta pola kebiasaan individu dalam menghadapi stres. Jenisnya:
a. kontak fisik
(dielus), makan, minum
b. tertawa,
menangis, memaki/ mengutuk
c. membicarakan
dengan orang lain, merenungi masalah seorang diri
d.melakukan
aktivitas yang meredakan ketegangan (misal: olah raga, jalan-jalan, main games).
Akan tetapi
sifatnya: tidak menghilangkan sumber stres, sementara, memiliki keterbatasan
dalam mengurangi ketegangan akibat stres.
Pendekatan
Problem-Solving Terhadap Stres
Merupakan jenis
penyesuaian terhadap stres yang bersifat disadari, berupaya menghilangkan
sumber stres, tidak tergesa-gesa dan lebih terarah serta ada strategi tertentu,
sehingga lebih efektif. Jenisnya:
a. memodifikasi
diri agar lebih toleran terhadap stres.
b. memodifikasi
situasi yang menimbulkan stres.
MENINGKATKAN
TOLERANSI TERHADAP STRES
a. Toleransi
terhadap tekanan. Membiasakan diri bekerja dibawah stres dengan meningkatkan
kemampuan dan keterampilan.
b. Toleransi
terhadap frustrasi. Berusaha lebih independen terhadap lingkungan mencoba
memahami sumber frustrasi kita belajar untuk menunda pemuasaan atau kesenangan.
c. Toleransi
terhadap konflik. Menyadari adanya konflik mencari segi positif terbanyak dan
efek emosionalnya.
d. Toleransi
terhadap kecemasan. Mencoba tetap merasakan kecemasan tanpa mengurangi performa
kita menggali lebih banyak pengalaman dan belajar menghadapi situasi yang membuat
kita cemas.
PENDEKATAN YANG
BERORIENTASI TUGAS
a. Pendekatan
Asertif. Merupakan pendekatan yang menekankan pada usaha-usaha individu untuk
mengekspresikan hak dan keinginan tanpa merebut hak orang lain.
b. Pendekatan
Menarik Diri. Dapat dilakukan apabila sumber stres tidak dapat dihilangkan
dengan asertif dan kompromi. Strategi sementara untuk mengatasi stres yang
dapat berakibat memperburuk kesehatan individu tersebut. Misal: cuti kuliah untuk
mengumpulkan biaya kuliah.
c. Berkompromi.
Biasa digunakan apabila agen sumber stres memiliki otoritas lebih tinggi dari
kita, atau sama-sama seimbang. Baik-buruknya sangat tergantung pada sejauhmana kepuasan
dapat diperoleh individu, dan sebesar apa usaha yang dilakukan untuk mengurangi
stres.
Tiga tipe
kompromi:
1. Comformity
Merubah sikap
menjadi lebih realistik mengikuti prosedur umum yang berlaku.
2. Negotiation
Secara aktif
mencapai kompromi dengan berbagai situasi stres, biasa digunakan pada area
publik dan interpersonal, lebih baik daripada kompromi karena sifatnya mutual.
3. Substitution
Memutuskan
alternatif pemecahan terbaik untuk mencapai tujuan yang sama.
Sumber
:
About Unknown
Immersed in the wonders of the Words.
0 komentar:
Posting Komentar