A.
ORIENTASI
KESEHATAN MENTAL
Istilah
kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental
diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin
yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Mental hygiene merujuk pada
pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip- prinsip praktis yang diarahkan
kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan pencegahan dari
kemungkinan timbulnya kerusakan mental atau malajudjusment.
Saparinah Sadli,
mengemukakan tiga orientasi dalam kesehatan jiwa, yaitu:
1.
Orientasi Klasik
Seseorang dianggap
sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah,
cemas, rendah diri atau perasan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan
“sakit” atau rasa “tak sehat” serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas
klasik ini banyak dianut di lingkungan kedokteran.
2.
Orientasi penyesuaian diri
Orang dianggap sehat
secara psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan
orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.
3.
Orientasi pengembangan potensi
B. KONSEP SEHAT
B. KONSEP SEHAT
Secara umum ada beberapa definisi
sehat yang dappat dijadikan sebagai acuan.
1.
Menurut WHO. Sehat adalah keadaan keseimbangan
yaang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit
dan kelemahan. (Smet, 1994)
2.
Menurut Parson. Sehat adalah kemampuan optimal
individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif.
3.
Menurut Undang-undang Kesehatan RI No.23 tahun 1992. Sehat adalah keadaan
sejahtera tubu, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan bersifat menyeluruh dan
mengandung emapat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam
kesehatan seseorang antara lain sebagai berikkut:
1. Kesehatan fisik terwujud
apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan
memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua oragan tubuh berfungsi normal
atau tidak mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa)
mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
- Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
- Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
- Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam).
- Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
- Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
- Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam).
3. Kesehatan sosial terwujud
apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau berkelompok lain
secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kkepercayaan, status
sosial, ekonomi, politik dsb, serta saling toleran dan menghargai.
4. Kesehatan dari aspek
ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai
kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya
sendiri atau keluarganya secara finansial.
5. Kesehatan
intelektual adalah suatu dimana seseorang mampu mengendalikan kecerdasannya
untuk berfikir, berfikir baik atau buruk. Keseatan intelektual sebagai istilah
yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun memecahkan problem yang
dihadapi.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
- Demonologi Awal
Para arkeolog menemukan kerangka manusia Zaman Batu
dengan lubang sebesar telur pada tengkoraknya. Interpretasi
yang muncul terhadap lubang tersebut adalah bahwa nenek moyang kita di zaman
prasejarah percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan adanya pengaruh dan
serangan dari roh-roh jahat.
Menggunakan
teknik yang disebut trephination yaitu
menciptakan sebuah jalur melalui tengkorak sebagai jalan keluar bagi roh jahat
tersebut.
- Masa Roma dan Yunani Kuno
Abad 5 SM,
Hippocrates (Bapak Kedokteran; penemu ilmu medis modern) memisahkan ilmu medis
dari agama, magic dan takhyul. Ia menolak keyakinan yang berkembang pada masa
Yunani itu bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan penyakit fisik dan gangguan mental
sebagai bentuk hukuman. Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya otak dalam
mempengaruhi pikiran, perilaku dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah pusat
kesadaran, pusat intelektual dan emosi. Sehingga jika cara berpikir dan
perilaku seseorang menyimpang atau terganggu berarti ada suatu masalah pada
otaknya (otaknya terganggu).
Ia merupakan pelopor somatogenesis
– suatu ide yang menyebutkan bahwa kondisi soma (tubuh) mempengaruhi
pikiran dan perilaku individu. Jika soma (tubuh) seseorang terganggu,
maka pikiran dan perilakunya juga akan terganggu. Selain Hippocrates, ada juga
dokter dari Roma yang mencoba memberikan penjelasan naturalistik tentang
gangguan psikotik. Mereka adalah Asclepiades dan Galen. Keduanya mendukung
perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi para penderita
gangguan mental
- Zaman Kegelapan (The Dark Ages) dan kembalinya demonologi
Kematian Galen
(130 – 200 M), sebagai dokter terakhir pada masa klasik Yunani menandai
dimulainya Zaman Kegelapan bagi dunia medis dan bagi perawatan serta studi
tentang perilaku abnormal. Para
pemuka agama pada masa itu melakukan suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh
roh jahat dari tubuh seseorang. Metode tersebut dinamakan exorcism.
Perwakilan
Gereja Katolik Roma meyakini bahwa penyihir membuat perjanjian dengan iblis,
mempraktekkan ritual setan dan melakukan tindakan-tindakan mengerikan seperti
memakan bayi dan meracuni hasil panen. Pada tahun 1484, Pope (Paus) Innocent
VIII meminta kepada para pendeta di Eropa untuk mencari para tukang sihir dan
mengumumkan hukuman mati bagi penyihir.
Selama dua abad
berikutnya, lebih dari 100.000 orang yang dituduh sebagai tukang sihir telah
dibunuh. Untuk menemukan tukang sihir dibuat
buku panduan dan dilakukan “tes terapung”. Tertuduh
yang tenggelam dan terbenam dianggap tidak bersalah sedangkan tertuduh yang
dapat mempertahankan kepala mereka di atas permukaan air dianggap bersekutu
dengan iblis. Apapun hasilnya mereka akan mati.
Witch hunting mulai mereda pada abad 17 dan 18. Di Spanyol
pada tahun 1610, berbagai tuduhan terhadap tukang sihir yang ditangkap
dinyatakan batal. Di Swedia, pada tahun 1649, Queen Christina memerintahkan
untuk membebaskan semua tukang sihir kecuali mereka yang benar-benar terbukti
melakukan pembunuhan. Di Perancis, tahun 1682, Raja Louis XIV mengeluarkan
dekrit tentang pembebasan tukang sihir.
Eksekusi terakhir terhadap tukang sihir dilakukan di Swiss pada tahun
1782. Sampai akhir Zaman Pertengahan, semua penderita gangguan mental
dianggap sebagai tukang sihir.
- Pada Zaman Pertengahan dan Renaissance (400 – 1500 M)
Kalangan gereja
dan Kristen meluaskan pengaruhnya. Gangguan mental kembali dihubungkan dengan
pengaruh spiritual dan supranatural (Demonologi). Rennaisance bermula di Italia
pada tahun 1400-an dan menyebar secara berangsur-angsur ke seluruh Eropa. Zaman
ini dianggap sebagai peralihan dari dunia pertengahan menuju dunia modern.
Ironisnya, ketakutan akan penyihir juga mengalami peningkatan, terutama pada
akhir abad ke-15 sampai akhir abad ke-17.
- · Pembangunan Asylums selama Renaissance (Zaman Pencerahan)
Pada abad 15 dan
16, di Eropa mulai dilakukan pemisahan dengan serius antara penderita gangguan
mental dari kehidupan sosialnya. Disana dibangun suatu tempat penampungan yang
disebut Asylums. Di asylums itu ditampung dan dirawat penderita
gangguan mental dan para gelandangan. Mereka dibiarkan untuk tetap bekerja dan
tidak diberi suatu aturan hidup yang jelas.
Tahun 1547,
Henry VIII membangun London’s Hospital of St. Mary of Bethlehem (kemudian
terkenal dengan nama Bedlam – kata yang umum digunakan pada saat itu
untuk menyebut rumah sakit), sebagai rumah sakit pasien gangguan mental.
Kondisi di Bedlam saat itu cukup menyedihkan: suasananya sangat bising, para
penghuninya dirantai di tempat tidur mereka dan dibiarkan terbaring di tengah
kotoran mereka atau berkeluyuran tanpa ada yang membantu. Kemudian Bedlam
berkembang menjadi hiburan masyarakat untuk mencela dan menonton tingkah laku
orang sakit jiwa tersebut. Bedlam sendiri kemudian menyediakan tiket untuk
dijual kepada masyarakat.
- Gerakan Reformasi : the insane as sick
Konsep baru
tentang gangguan dan penyakit mental muncul dalam Revolusi Amerika dan Perancis
sebagai bagian dari proses pencerahan (renaisans) bidang rasionalisme,
humanisme dan demokrasi politik. Orang gila (insane) kemudian dianggap
sebagai orang sakit. Chiarugi di Italia dan
Muller di Jerman menyuarakan tentang treatment rumah sakit yang lebih
humanis. Tetapi perwujudan konsep baru dalam bidang ini dipelopori oleh Phillipe
Pinel (1745 – 1826).
Pinel kemudian
memulai pekerjaannya dari asylums di Paris yang bernama La Bicetre.
) pada tahun 1793. Kemudian pada tahun 1795 dia ditempatkan di Salpetriere
(rumah sakit jiwa untuk wanita). Ia membebaskan pasien dari ikatan rantai dan
pasung kemudian memperlakukannya sebagai seorang yang sakit dan tidak
diperlakukan seperti seekor hewan. Pinel berpendapat bahwa rumah sakit
seharusnya merupakan tempat untuk treatment bukan untuk mengurung.
Menurutnya, pasien gangguan mental pada dasarnya adalah orang normal yang
selayaknya didekati dengan perasaan iba, memahami mereka serta diperlakukan
sesuai dengan martabatnya sebagai individu. Pinel juga menentang adanya hukuman
dan pengusiran bagi para penderita gangguan mental.
Pinel
berpendapat bahwa rumah sakit seharusnya merupakan tempat untuk treatment
bukan untuk mengurung. Menurutnya, pasien gangguan mental pada dasarnya adalah
orang normal yang selayaknya didekati dengan perasaan iba, memahami mereka
serta diperlakukan sesuai dengan martabatnya sebagai individu. Pinel juga
menentang adanya hukuman dan
pengusiran bagi para penderita gangguan mental.
Semangat Pinel
diteruskan oleh British Quakers yang membangun ‘asylums for the
insane’ yang pada waktu itu berkonotasi sebagai tempat pengungsian dan
tempat istirahat. Pada awal abad 19,
rumah sakit di Amerika dan Inggris menekankan ‘moral treatment’ untuk
memulihkan kesehatan mental melalui inspirasi spiritual, studi dan perhatian
yang penuh kebajikan (benevolent care).
- 1812
Benjamin
Rush menjadi salah satu pengacara yang mula-mula menangani masalah penyakit
mental secara humanis. Publikasinya yang berjudul ”Medical Inquiries and
Observations Upon Diseases of The Mind” menjadi buku teks psikiatri Amerika
yang pertama.
- 1842
Psikiater
mulai masuk Rumah Sakit dan berperan, menggantikan para ahli hukum.
- 1843
Di AS +/- terdapat 24 RS dengan jumlah tempat tidur = 2.561 buah untuk menangani gangguan
mental.
- 1908
Clifford
Beers (mantan
penderita manik depresif), menulis buku “A Mind that Found Itself” yang
berisi tentang pengalamannya sebagai pasien mental dan menceritakan kekejaman
di Rumah Sakit.
Mendirikan
Masyarakat Connecticut untuk Mental Health yang kemudian berubah menjadi Komite
Nasional untuk Kesehatan Mental (The National Committee for Mental Hygiene).
- 1909
Sigmund
Freud mengunjungi AS
dan mengajar psikoanalisa di Univ. Clark di Worcester, Massachusetts.
- 1910
Emil
Kraepelin pertama kali
menggambarkan penyakit Alzheimer. Mengembangkan alat tes untuk mendeteksi
gangguan epilepsi.
- 1918
Asosiasi
Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa hanya lulusan kedokteran dan yang
menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon peserta pelatihan
psikoanalisa.
- 1920-an
Komite
Nasional Untuk Kesehatan Mental menghasilkan satu set model undang-undang
komitmen yang dimasukkan ke dalam aturan pada beberapa negara bagian. Juga
membantu penelitian2 yang berpengaruh pada kesmen, peny. mental dan treatment
yang membawa perubahan nyata pada sistem perawatan kesmen. Harry Stack
Sullivan yang mengawasi pasien skizofrenia, menunjukkan adanya pengaruh
lingkungan teraupetik ketika pasien dapat dikembalikan ke masyarakat.
- 1930-an
Psikiater
mulai menginjeksikan insulin sebagai treatment pasien skizofrenia. Hali ini
menyebabkan shock dan koma sementara.
- 1936
Agas
Moniz mempublikasikan
laporan tentang pembedahan otak manusia pertama.Akibatnya antara th
1936-1950-an diperkirakan telah dilakukan pembedahan sebanyak 20.000 prosedur terhadap pasien gangguan mental di AS.
Sumber :
About Unknown
Immersed in the wonders of the Words.
0 komentar:
Posting Komentar