Fromm memberikan suatu
gambaran yang jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian
mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat
berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan
identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku
dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang. Akan tetapi ada
salah satu pengertian dimana kepribadian sehat dan produktif benar-benar
menghasilkan sesuatu dan merupakan hasil yang sangat penting dari individu,
yakni diri. Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua
potensi mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan mereka dan memenuhi
semua kapasitas mereka.
Fromm menyebutkan
kepribadian yang sehat: orientasi produktif , yakni
suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang
yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan
yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata
“orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi
pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual,
emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan
peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri.
Empat segi tambahan dalam
kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm
dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang
produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati.
a) Cinta yang produktif adalah suatu hubungan
manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat mempertahankan
individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu
dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam
cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang produktif menyangkut
empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab, respek, dan
pengetahuan.
b) Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong
oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif
dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
c) Kebahagian adalah suatu bagian integral
dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu
menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa suatu perasaan
kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni
kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling luhur.
d) Suara hati memiliki dua tipe, yakni suara hati
otoriter dan suara hati humanistik. Suara hati otoriter adalah penguasa yang
berasal dari luar yang di internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang
itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga
dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman kepribadian sehat untuk tingkah
laku bersifat internak dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa
yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyikapi seluruh kepribadian,
tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh persetujuan dan kebahagian
dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di tetapkan oleh masyarakat,
karena kodrat struktur sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis.
Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai
orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan
sehat, yaitu masyarakat yang memajukan produktivitas.
Menurut Fromm, pribadi yang sehat
adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat sosial yang ditandai dengan
hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan
tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup
seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang
dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is
being, not having and using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang
berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
- Mampu mencintai dan dicintai,
- Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
- Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
- Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
- Memiliki watak sosial yang produktif.
Sumber :
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius
About Unknown
Immersed in the wonders of the Words.
0 komentar:
Posting Komentar